April 30, 2007

Politik ala Akademisi....

Mahasiswa UGM mendemo kebijakan proses pemilihan Rektor saat ini. Di UNS masih hangat-hangatnya dibicarakan isu Pemilihan Dekan setelah dipanaskan pemilihan Pembantu Rektor yang baru saja di lantik hari jumat kemarin. Dan mungin di berbagai Universitas di Indonesia yang lain hal serupa banyak kita jumpai. Inilah yang namanya Politik ala Akademisi. Semua kepentingan bermain disini, mulai dari kepentingan mulia dengan niatan murni ingin memajukan institusi pendidikan sampai hanya niatan murahan pribadi yang ingin menjadi pejabat dan mendapat popularitas dengan sebutan Rektor, Pembantu Rektor, Dekan sampai dengan Pembantu Dekan.
Setiap kita harus berpolitik karena hidup tak mungkin lepas dari politik. Tapi... apakah kemudian dalam institusi pendidikan kita meski melakukan politik-politik yang kotor??? Bukankah kita ingin mencetak generasi baru yang besih??? Bagaimana jadinya generasi ini jika mesin pencetaknya saja penuh dengan kekotoran dan kemunafikan. Ala kulli hal sebagai mantan aktifis kampus, saya menyerukan kepada rekan-rekan sekalian para mahasiswa untuk dapat mengawal jalannya perpolitikan dalam institusi pendidikan sehingga tujuan dan harapan kita dalam mewujudkan Indonesia yang bersih tercapai. Wallahu'alam

April 26, 2007

Enjoy aja...

Tidak seperti apa yang dirasa
Tidak seperti apa yang difikir
Ternyata semua berjalan seperti ini
Ternyata semua tidak selalu menyenangkan

Melangkahlah dengan ringan
Berjalanlah dengan sigap
Berlarilah dengan kencang

Sikapi semua dengan semestinya
Jangan kau remehkan dan jangan kau persulit
enjoy aja...

Biografi Empat Pemimpin Dakwah Teladan (Bagian 1)

Dalam kamus dakwah ada adagium “ad-da’watu satamsyi binaa au bighoirina“, dakwah akan berjalan dengan kita atau tanpa kita. Dakwah merupakan jalan para nabi dan para rasul. Karenanya, akan terus mengalir dan berjalan sampai Islam tegak dan berkuasa di bumi Allah. Dan orang-orang yang terus berjalan bersama dakwah dan istiqamah menyampaikan Islam adalah orang-orang yang mulia. Mereka itu para dai yang mendapatkan petunjuk Allah dan karunia yang besar. Mereka itulah para qiyadah (pemimpin) dakwah dan mereka itulah yang memberikan keteladanan dalam dakwah. Sebaliknya, mereka yang berhenti dari jalan dakwah, tertipu olah gemerlapnya dunia, tidak berhak menyandang gelar sebagai dai, apalagi qiyadah dakwah.

Segala bentuk keteladanan dalam kebaikan bermuara pada contoh yang dilakukan oleh Rasulullah. ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab: 21)

Dengan keteladan yang dicontohkan Rasulullah, umat Islam menjadi umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia. Dan puncak kebaikan umat ini apa pada tiga kurun generasi pertama, yaitu generasi sahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in. Rasulullah bersabda,“ Sebaik-baiknya abad adalah abadku, kemudian abad berikutnya, kemudian abad berikutnya.” (Bukhari dan Muslim)

Kemudian pada setiap masa Allah akan membangkitkan pada umat ini orang atau generasi yang akan membangkitkan dan memperbaharui semangat ke-Islaman. “Sesungguhnya Allah akan mengutus pada umat ini pada setiap satu abad orang yang memperbarui urusan agamanya.” (Abu Dawud, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi)

Para ulama menyebutkan di antara mujadid (pembaharu) umat yang hadir setiap satu abad, yaitu Umar bin Abdul Aziz, Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu Taimiyah, dan Hasan Al-Banna. Untuk lebih mengenal sosok para qiyadah yang memberikan qudwah pada umat, maka di bawah ini sebagian biografi mereka.

1. Umar bin Abdul Aziz
Umar bin Abdul Aziz disebut para ulama sebagai khulafa’ur rasyidin ke-5, karena kesamaan manhaj kepemimpinan beliau dengan empat khalifah pertama penerus Rasulullah saw. Nama lengkapnya Abu Hafsh Umar bin Abdul Aziz Marwan bin Al-Hakam. Ia seorang pemimpin dari generasi tabi’in. Lahir di Halwan Mesir tahun 61 H. Dibai’at menjadi khalifah pada saat wafat saudara sepupunya, Sulaiman bin Abdul Malik, pada tahun 91 H.

Pada saat dibai’at Umar bin Abdul Aziz berpidato. ”Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada kitab sesudah Al-Qur’an dan tidak ada nabi sesudah Muhammad saw. Saya bukanlah qadhi (hakim), tetapi saya adalah pelaksana. Saya bukanlah tukang bid’ah, tetapi pengikut setia. Dan saya bukanlah yang terbaik di antara kalian, tetapi saya adalah yang paling berat tanggung jawabnya di antara kalian. Orang yang lari dari imam yang zhalim, bukanlah kezhaliman. Ingatlah, tidak ada ketaatan pada makhluk dalam kemaksiatan pada Khalik,” begitu sebagian isi pidatonya.

Umar bin Abdul Aziz adalah pemimpin yang sangat wara’, zuhud, bersih, dan peduli pada umat. Istrinya menceritakan bahwa pada suatu hari sedang di kamar tidur dan ingat tentang akhirat, beliau gemetar seperti burung dalam air, duduk, dan menangis. Sedangkan perhatiannya kepada umat sangat besar. Ketika akan istirahat siang sejenak karena capai melaksanakan tugas, anaknya memberi nasihat, ”Apakah Ayah menjamin umur ayah akan panjang sesudah istirahat sehingga menunda banyak urusan yang harus diselesaikan?” Umar bin Abdul Aziz tidak jadi istirahat dan langsung meneruskan tugasnya.

Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah hanya dua tahun lebih. Tetapi pada masa itu sangat banyak kesuksesan yang beliau lakukan. Beliau yang menghapuskan caci-maki terhadap Imam Ali dan keluarganya yang dilakukan khatib saat khutbah Jum’at dan mengganti dengan membaca surat An-Nahl ayat 90. Sampai sekarang khutbah Jum’at membaca ayat itu mengikuti sunnah yang baik dari Umar bin Abdul Aziz. Beliau juga menolak Nepotisme dari keluarganya, Bani Umayyah.

Dalam masalah ilmu dan kekhusyu’an, Umar bin Abdul Aziz adalah termasuk ulama panutan. Berkata Maimun bin Mahran, ”Para ulama di hadapan Umar bin Abdul Aziz menjadi murid. Beliau adalah gurunya para ulama.” Di masa beliaulah penulisan hadits-hadits Rasululah saw. dilakukan sehingga berkembanglah tadwin hadits dan penulisan buku hadits.

Sedangkan ibadahnya sangat menyerupai Rasululah saw. Anas bin Malik r.a. berkata, ”Saya tidak shalat berjamaah bersama imam yang lebih menyerupai shalatnya Rasulullah daripada shalat bersama pemuda ini (Umar bin Abdul Aziz) ketika beliau di Madinah.” Anas meneruskan, ”Beliau menyempurnakan ruku’ dan sujud, dan memendekkan berdiri dan baca Al-Qur’an.”

bersambung...
diambil dari: www.dakwatuna.com

April 21, 2007

Kartini...

Selamat hari kartini....
21 April menjadi sejarah bangsa ini bahwa perempuan (akhowat) membuktikan semangat perjuangan mereka. Hari ini menjadi simbol bahwa akhowat memang harus mampu untuk berdiri dan berjuang. Bukan untuk bersaing dengan kaum Adam akan tetapi untuk berjalan beriringan maju dan berjuang. Bangkitlah wahai para akhowat, dimana kelak lahir dari rahimmu generasi-generasi robbani yang mampu meninggikan kalimat "laa ilaha illaLloh".

April 18, 2007

Kasih Kekasih by InTeam

Tak perlu Aku ragui…
Sucinya cinta yang Kau beri
Kita saling kasih mengasihi dengan setulus hati

Ayah ibu merestui...
Menyalun cincin di jari
Dengan rahmat dari Illahi
Cinta kita pun bersemi

Sebelum diijab kabulkan syariat tetap membataskan
Pelajari ilmu rumah tangga
Agar kita lebih bersedia menuju hari yang bahagia
Kau tahu ku merinduimu...
ku tahu kau mencintaiku....

Oh.... kasih.....
Bersabarlah sayang
Saat indah kan menjelma jua
Kita akan disatukan dengan ikatan pernikahan

Oh.... kasih....
Disana kita bina biduk cinta mahligai bahagia
Semoga cinta kita didalam ridho Illahi
Berdoalah selalu moga jodoh berpanjangan

April 10, 2007

nantikanku dibatas waktu...

Di kedalam hatiku....
Tersembunyi harapan yang suci
Tak perlu engkau menyangsikan
Lewat kesholihanmu yang terukir menghiasi dirimu
Tak perlu dengan kata

Sungguh walau ku kelu tuk mengungkapkan perasaanku
Namun penantianmu pada diriku jangan salahkan
Kalau memang kau pilihkan aku
Tunggu sampai aku datang

Nanti.....
Ku bawa kau pergi ke surga abadi
Kini belumlah saatnya aku membalas cintamu
Nantikanku dibatas waktu......
Nantikanku dibatas waktu......

Lyrics by "Edcoustic"

April 09, 2007

Robbi Saksikanlah...

Robbi...
Hati ini telah bersua karena cinta pada-Mu
Jiwa ini telah berkumpul karena taat pada-Mu
Langkah ini telah melaju karena dakwah dijalan-Mu

Robbi...
Jadikan setiap cinta yang muncul hanya mengharap ridho-Mu
Jadikan setiap rindu yang membuncah meningkatkan rindu kami pada-Mu
jadikan setiap kasih yang timbul menambah cinta kami pada-Mu

Robbi...
Sucikanlah niat kami
Jagalah hati-hati kami
kuatkan kami dalam penantian ini...

Robbi...
Saksikanlah bahwa kami hanya mengharap Ridho dan Barokah-Mu
Kabulkan harapan-harapan kami...

April 03, 2007

Keistimewaan Waktu Malam...

“Pada setiap malam ada satu waktu dimana Alloh akan mengabulkan setiap doa kebaikan yang dipanjatkan oleh hamba-hamba-Nya yang muslim, baik doa itu terkait dengan urusan dunia maupun urusan akhirat.” (HR. Muslim dari Jabir bin Abdulloh)

Saudaraku… Terkadang kita begitu terlena dengan tidur panjang kita diwaktu malam, sehingga begitu sering kita lewatkan waktu malam yang Alloh anugerahkan begitu saja. Lupakah bahwa potensi dikabulkannya doa pada malam hari lebih besar dibandingkan waktu-waktu yang lain.

Pertama, pada malam hari (utamanya sepertiga malam) rahmat Alloh turun ke langit dunia mencari manusia yang terjaga sambil berdoa. Alloh berfirman, ”Siapa yang berdoa pada-Ku, pasti akan aku kabulkan. Siapa yang meminta-Ku, pasti akan Aku kabulkan. Dan, siapa yang meminta ampunan pada-Ku, pasti akan Aku berikan.” (HR. Muslim dari Abu Hurairoh).

Kedua, suasana malam yang gelap, sepi, hening, dan senyap, menjadikan kita semakin khusyuk dalam melantunkan doa-doa kita. Doa, sebagai sarana hubungan langsung antara seorang hamba dengan Tuhannya, mutlak membutuhkan suasana yang kondusif, baik dalam diri kita maupun sekitarnya.

Ketiga, waktu alam hakikatnya Alloh SWT jadikan sebagai waktu luang manusia untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT secara total. Waktu malam menjadi waktu yang tepat untuk menyingkirkan urusan-urusan duniawi dan beralih ke urusan ukhrawi. ”Bertahajudlah kalian pada sebagian malam sebagai sunah kalian. Semoga Alloh membangkitkan kalian di tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’: 79)

Saudaraku... mari tingkatkan taqarub (pendekatan) kita kepada Alloh SWTdengan menghidupkan malam-malam kita dan kita jadikan sepertiga malam sebagai tempat kita untuk bermunajat kepada-Nya. Karena sesungguhnya Alloh SWT menjadikan sepertiga malam sebagai waktu mustajab (dikabulkannya doa). Wallahu a’lam.